Wellcome To Info Burung

what time

Diberdayakan oleh Blogger.
From

Selasa, 16 November 2010

Muray Batu – ku di Medan Laga.

Muray Batu – ku di Medan Laga.

Setelah berjalannya waktu kurang lebih dua tahun sejak awal mulai menggemari burung ocehan dari burung ocehan yang tidak dikonsumsikan untuk lomba ( burung rumahan ) yang sekedar didengarkan dan dinikmati di rumah, burung-burung sebagai master untuk mengisi suara burung lomba dan burung ocehan lain sebagai burung lomba yang sementara kondisinya masih pada mabung (mbrodhol bulu).
Ketika itu , diantara burung-burung yang ada di rumah yang paling siap untuk dilombakan adalah Muray Batu yang sudah enam bulan saya rawat dan saya pelajari karakter burung muray tersebut. Untuk lebih mengenalnya, sedikit saya sajikan tentang tentang Murai Batu.

Murai batu (Copsychus malabaricus) merupakan burung kicau paling populer. Termasuk ke dalam family Turdidae. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. ( Sumber Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ).

Ciri morfologis

Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Murai Batu dari Tanjung Redep, Kalimantan Timur menpunyai keunikan di bagian kepalanya yang bergaris putih memanjang ke belakang. Murai Kalimantan memiliki ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, sementara Murai Batu Sumatra 15-20 cm . Ciri khas lainnya adalah Murai Batu Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar dadanya sambil berkicau.Badan berukuran 14-17 cm. ( Sumber Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ).

Ok kembali tentang murai peliharaan saya, kalau dilihat ciri – ciri morfologinya tergolong dalam jenis Murai Sumatera. Enam bulan murai batu saya mulai memperlihatkan performennya lincah, variasi lagu bagus, gacor dan mentalnya sangat baik. Ketika saya barusan datang dari kerja, Murai Batu di teras ngoceh dengan suara tekanan-tekanan...panjang. Kemudian saya keluar mendekatinya, .... ngocehnya tambah jadi... saya tepuk tangan lebih tambah jadi dengan menggerak-ngerakkan ekornya.

Setelah melihat gerakan dan mendengar ocehannya, badan dan pikiran yang tadinya rasa capai selepas kerja berubah menjadi semangat. Muncul rasa optimis dalam hati saya saat itu bahwa Murai Batu ini akan menjadi jawara. Mulailah saya menurunkan sangkar dari gantangan di teras dan memasukkannya si burung Murai Batu ke dalam sangkar lain berisi bak air untuk mandi burung yang telah saya persiapkan sebelumnya.

Setelah murai batu masuk ke dalam bak mandi, sangkar harus dibersihkan dari kotorannya. (Membersihan sangkar , memandikan burung, jemur, dilakukan setiap hari) kegiatan tersebut berlaku untuk semua burung lomba. Murai dibiarkan mandi sepuasnya di dalam bak sangkar mandi sambil menunggu keringnya sangkar yang habis dicuci dan dibersihkan. Setelah murai batu sekiranya puas menceburkan badannya di air / mandi, saya pindahkan murai batu ke sangkar kemudian di jemur sambil diberi makanan jangkrik satu jangkrik yang telah dibuang kaki belakangnya, hal ini menghindari luka tenggorokan yang disebabkan kaki jangkrik yang bergerigi.

Begitulah rutinitas saya setiap hari sepulang kantor , memperlakukan semua burung ocehan yang saya rawat. Perhatian khusus saya terhadap semua burung adalah Murai Batu. Karena murai saya saat itu kondisi / staminanya bagus sekali sehingga saya persiapkan bener2 untuk lomba. 

Ketika ada latihan bersama dengan para penggemar burung, Murai saya paling bagus. ( Catatan : sejak saya membeli Murai tersebut, enam bulan lamanya murai tersebut tidak pernah ketemu lawan sejenisnya). Hal ini menunjukkan stelan makan, mandi dan jemur sadah pas. Tinggal di jaga staminanya dengan diberikan vitamin untuk burung. Inipun juga dengan takaran artinya filing kita masing-masing terhadap karakter burung itu sendiri. ( Meskipun burung itu sejenis, namun karakternya bisa berbeda. Sehingga memperlakunya juga berbeda tidak bisa disamakan). Itulah seninya.....!!!!.

Ketika hari H tiba, saya bersama rekan2 sesama burung berangkat ke Pekalongan tepatnya di Lapangan Bligo dalam rangka Pekalongan Berkicau 2004 oleh Batik Paksi BC. Ketika tiba di tempat lomba burung murai saya cek kerudung sangkar dibuka untuk memberikan kesempatan mendapatkan angin si Murai setelah melakukan perjalanan. Disamping itu si Murai biar mengenal medan kemudian kerudung di pasang lagi. Haal ini dilakukan untuk ketenangan si Murai.

Ketika tiba saatnya lomba murai di mulai, Murai saya gantangkan. Benar-benar dahsyat si “ Zigma “ (julukan nama murai saya). Prima penampilan dan suara ocehannya rapet disertai tembakan, suara tembus dan bervariasi lagunya. Akhirnya ketat dan seru sampai-sampai rekan2 dari Tegal berteriak kepada yuri agar memperhatikan penampilan dan ocehan si Zigma. Ketika selesai, ke enam orang yuri memberikan nilai terhadap si “ Zigma “ muray saya sebagai Juara IV, Alhamdulillah ............. ( Penampilan pertama kali dalam lomba dalam kelas Muray Batu Mega Bintang).
Ketika selesai penilaian, Si Zigma saya istirahatkan dan saya mandikan di lokasi lomba dan di jemur. Lagi-lagi saya sebagai pemula merasa penasaran dan heran penampilan yang dahsyat kaya begitu kok juara IV ??? sambil saya mengkrudung si Zigma setelah kering sehabis di jemur. Setelah lima episode lomba burung jenis-jenis yang lain selesai, saat itu pula dilombakan lagi Murai Batu Kelas Bintang. Saking penasarannya saya, Si “ Zigma “ saya ikutkan lagi lomba dalam kelas Bintang. Sebenarnya saat itu sudah diingatkan oleh Mas Bejo, ....dia berkata : Pak Pri.... ampun di lomba aken maleh...ngesakaken.. sampun kesel murai menika, mending mangke dieloke bulan depan. (maksudnya : Pak Pri..jangan dilombakan lagi kasihan...sudah capai Murai bapak,... mendingan nanti diikutkan lagi bulan depan). 

Saking penasaarnnya, saya sebagai pemula tetap aja daftar lagi lomba berikutnya. Terus saya gantang, ternyata benar kata mas Bejo, setelah lomba berjalan Murai saya kondisinya menurun powernya tidak keluar... akhirnya hanya mendapatkan juara ke IX..... ( sebagai catatan disini yang perlu di ingat adalah kita harus bisa mengendalikan nafsu ambisi dan penasaran dengan mempertimbangkan kondisi burung itu sendiri. Disinilah saya sebagai pemula tidak jeli melihat kondisi burung). Betul...betul Mas Bejo yang sudah berpengalaman.

Setelah lomba selesai semuanya, saya beserta rekan2 Tegal balik dengan membawa kepuasan dan kekecewaan ... karena ada yang tidak membawa kejuaraan. Namun lucunya bila ada rekan yang tanya, bagaimana burungnya ? jawabannya : menang...menangis. Dsitulah seninya bermain burung ocehan. Dengan membawa hadiah kejuaraan juara IV dan IX, rasanya lega.

Mulailah saya meningkatkan perawatan saya terhadap Muray Batu dengan memberikan air mineral dan bervitamin yang saya beli di kiosnya Mas Bejo. Penasaran saya semakin meningkat untuk menjadikan Murai saya sebagai Jawara. Sebulan lamanya setelah lomba yang kemarin, akhirnya tiba saatnya lomba berikutnya pada tanggal 27 juni 2004 yang diadakan oleh Pelestarian Burung Indonesia ( PBI ) Cabang Pekalongan yaitu “ TOPSONG Pekalongan Fiesta 2004 “. Persiapan saya waktu itu sangat matang dengan memperhatikan kondisi Muray yang saya lombakan dan lebih mengenal karakternya dengan takaran pemberian jangkrik 2 : 3 : 1 artinya pagi 2 jangkrik , siang 3 jangkrik, sore 1 jangkrik dan kroto secukupnya.

Hari H , tepatnya Hari Minggu saatnya lomba. Pagi-pagi dengan rekan-rekan Ortega Bird Club berangkat ke Pekalongan. Setibanya di tempat lomba ternyata pesertanya yang datang dari berbagai daerah di Jawa ( Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat ). Disinilah saya merasakan dag.. dig.. dug hati saya.

Seperti biasanya setiap sampai di tempat selalu kontrol keberadaan burung yang diikiutkan lomba. Episode...demi episode....lomba burung telah lewat. Biasanya diawali dari lomba Cocak rowo, Anis Merah, dsb. Saatnya Murai Batu kelas Bintang digantangkan.......diiven inilah Si “ Zigma ” nama Muray batu saya beraksi dapat lokasi gantangan di paling pinggir (umumnya para pelomba pesan nomor agar bisa dapat lokasi gantangan di tengah).

Tapi bagi saya sebagai pemula, biarlah dapat pingggir...... mulailah yuri masuk lapangan para pegantang burung keluar lapangan. Disinilah saya bisa menyaksikan Si “ Zigma “ beraksi mengeluarkan semua variasi lagunya dan suara tembakan/tekanan dengan menggerak-gerakan ekor dan badannya. Lagi-lagi para sporter dari Tegal berteriaaaak......... pak yuri lihat nomor 13... jangan ditengah teruuuus!!!... bener-bener prima penampilannya ... ditepuki tangan semakin jadi....dahsyat ...... memang dahsyat.... speednya rapet. Akhirnya Si “ Zigma “ masuk juara II. Alhamdulillah.... saat itu spontan saya melompat riang.
Maz – Tanto82 ........ silahkan buka Template klasik http://maztanto82muraybatuku.blogspot.com/

Comments :

0 komentar to “Muray Batu – ku di Medan Laga.”

Posting Komentar

Page View Histats

Site info Alexa

Nggowes yoo

Gopries82 Galery

Blog Archive

 

Copyright © 2009 by CaritaPeksiOcehan

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger